Land Arts

Jumat, 20 April 2012

Biography : Lanjar Jiwo

Biography :

 Lanjar Jiwo
 Born in Yogyakarta, 25 May 1975
 known art began in elementary school (Elementary School)
in 1985 began to recognize the puppet images hone their knowledge, especially in yogyakarta.mulai disanggar-art workshop in Yogyakarta, the era of 1990-2005. entered the 1994 SSM / middle school music and Jiwo selesai.Lanjar not actively
involved in the movement and actions of Indonesian culture in the era of the fall of the Suharto regime in 2000-2003 served 1998.  sekjend halama/K3H yogyakarta hometown arts community, active village publish comics and establish working groups form / KKR. of
 2002-2007 chairman of the People's Cultural Network / Jaker Yogyakarta.Fasilitator at Conservation international Indonesia / CII Rajaampat disanggar Koranu Fyak Arts, Village of West Papua Sawinggray Rajaampat with Sculptor Major Isaiah (Nobel kalpataru in 2009).

 2009-2012 Staff Society of the Wild Papua, Sorong, West Papua, Teaching Drawing in art gallery exhibiting and holding flowers Papua.aktif arts and stage work in Your Soul budaya.aktif art n 'Studio yogyakarta.

Lanjar Jiwo " hanya di Mc'd " 60 cm x 45 cm.drawing on paper.2006

n

Lanjar Jiwo "Pig LOVE ".45 cm x 55 cm.drawing on paper.2012 p

Lanjar Jiwo " Pig Order "x95 cm xx65 cm.drawing on paper.2012

Lanjar Jiwo "Wasantara/wawasan nusantara"35 cm x 55 cm .drawing on paper.2012

75 cm 40 cm

Lanjar Jiwo " SERAGAM " 65 cm x 50 cm.drawing on paper.2012

ART EXHIBITIONS: Artspirasi Buruh Migran “MELINTASI BATAS” Waktu & Tempat: 2-12 Mei 2012 Galeri Cipta II, TIM Jl Cikini Raya 73 JAKARTA

ART EXHIBITIONS: Artspirasi Buruh Migran “MELINTASI BATAS” Mayday TRITURA ON MAYDAY mempersembahkan: Pameran Artspirasi Buruh Migran: “Melintasi Batas” Media massa dalam beberapa tahun terakhir telah banyak mengangkat tentang derita buruh migran. Bahkan bisa dikatakan media telah menjadi tulang punggung proses advokasi terhadap kelompok ini, tanpa pemberitahuan media mungkin masalah buruh migran tetap menjadi kabar burung. Meski demikian sektor ini sampai sekarang masih tetap belum dianggap sebagai masalah yang harus diprioritaskan. Persoalan ini memang masih kurang dapat perhatian baik dari kalangan masyarakat umum, penyelenggara negara, ataupun aktivis HAM. Pada kenyataannya buruh migran dan segala permasalahannya masih sangat dimarjinalkan. Memang posisi sosial mereka juga sangat pinggiran, umumnya berasal dari pedesaan dan berpedidikan rendah. Selain daripada itu 70% dari para buruh migran adalah perempuan. Perhatian pemerintah sampai sejauh ini sepertinya baru sebatas basa-basi dan reaktif. Akibatnya sekitar 6 juta buruh migran Indonesia yang tersebar di berbagai negara mengalami kondisi hidup dan kerja yang nyaris berada dalam cengkraman perbudakan. Mereka cenderung dieksploitasi, dilecehkan, dianiaya, bahkan dihilangkan nyawanya, padahal mereka adalah pemasok devisa besar Negara Indonesia. Namun siapa perduli dengan kemalangan mereka? Mereka seperti harus pasrah dan menyandarkan nasib atas rasa iba dan belas kasihan majikan ataupun “peruntungan”. Jalur seni dan budaya juga menawarkan kemungkinan pendekatan masalah dari sudut pandang yg kreatif dan alternatif, serta membebaskan dari belenggu perspektif dan wacana dominan. Gerakan seni dan budaya juga berpotensi untuk merekatkan elemen-elemen di dalam masyarakat yang terfragmentasi serta mempertemukan dan merekonsiliasi unsur yang berlawanan. Mulai dari titik inilah seniman dihadapkan pada tantangan kreatif yang sesungguhnya. Sebab jika perkara seni dibatasi hanya sebagai ekspresi pribadi dan merujuk pada keyakinan “seni untuk seni” maka hasil usaha kreatif berbentuk karya hanya akan menjadi komoditas belaka. Seni menjadi kehilangan vitalitas dan kemampuan untuk mentransformasi nilai-nilai dan terceraikan dari kehidupan, terasing dari masyarakat dan juga penciptanya. Mendekati masyarakat dengan seni dan budaya pada dasarnya adalah menyentuh masyarakat dan manusia dalam semua sarwanya, yang wadag dan yang ruh. Dalam hal ini pertemuan antara dunia seni budaya dengan persoalan buruh migran diharapkan akan terjadi osmose bagi keduanya. Yang pertama, akan mengangkat isu buruh migran setara dengan bidang lainnya, sementara bagi seniman juga akan terdorong untuk lebih reflektif, scientific dan advokatif. Sehingga seni tidak kembali untuk seni, melainkan seni yang menjadi media untuk pembelaan dan pembebasan manusia: art-science-advocacy. ART EXHIBITIONS: Artspirasi Buruh Migran “MELINTASI BATAS” Waktu & Tempat: 2-12 Mei 2012 Galeri Cipta II, TIM Jl Cikini Raya 73 JAKARTA Tujuan: untuk meningkatkan kesadaran dan mengembangkan solidaritas masyarakat serta mendorong perlindungan negara atas hak-hak asasi buruh migran Indonesia. Dibuka oleh : Imam Prasojo, Ph.D Kurator : Arahmaiani Penulis : G Budi Subanar Penampilan: GESTAPU, Komunitas Kantong Permen, Nuringtyas, Herina Syarifudin, Aciel, KPSI, Kirana Kejora, The Be Good, Tekno Shit, Kepal SPI, KOMRAD BAND. . Seniman: Nasirun Lenny Ratnasari Weichert Duvrart Angelo Menik Sithik Eko Purnomo “Mbendhol” Wardi Bajang Aprilia Muktirina Hardika Agustian Eko Saputro Dwi Setiawan Irwan Guntarto Iskandar Sy Budi”Bodhonk”Prakoso Ernanta Item Toni Voluntero F Slamet W Oetje Lamno Joni “hapy” Candra Faried Pamor Sriyadi (Srinthil) Dodi Irwandi Ismanto Wahyudi Ambar Pranasmara, Malaikat Lanjar Jiwo Sahanudin Hamzah Kadir Supartini Inong Ipong Purnama Sidhi Bambang Harnawa Anjar Purwanto Digie Sigit Dona Prawita Nancy Imelda Nahuway Joko Budianto Ulil Gama, Setu Legi Tri Suharyanto Idris Brandy Sumarwan Herianto Maidil Fransgupita Didin Ardiansyah Faisal Aditya Joelya Nurjanti Jitka Kampak (Chzeck Republik) Lelyana Kurniawati Daniel Rudi Sri Wahyuningsih.

lanjar Jiwo " BBM / babi-babi mencekik " 50 CM X 40 CM.drawing on paper.2012

L

"hello kitty " 45 cm x 50 cm.drawing on paper.2012 by : Lanjar Jiwo